Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof DR dr Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan pengobatan semata tidak bisa menurunkan jumlah penderita kanker namun juga harus dilakukan deteksi dini untuk pencegahan.
"Siapa bilang angka penderita kanker itu akan turun jika obat-obatan canggih diciptakan untuk menghilangkan kanker. Itu pemikiran yang salah," kata Aru saat membuka pelatihan perawatan pasien paliatif di rumah untuk tenaga kesehatan dan tenaga pelaku rawat di Kupang, Rabu (25/10/2019).
Menurutnya hal utama untuk mencegah meningkatnya jumlah angka penderita kanker di Indonesia adalah dengan cara melakukan deteksi dini selain edukasi kepada masyarakat terkait gaya hidup sehat.
"Kalau ini tidak dilakukan setiap tahun angka penderita kanker di Indonesia akan terus bertambah yang berujung pada stadium lanjut," tuturnya.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pengidap kanker terus bertambah tujuh juta orang pertahun dan dua pertiga di antaranya berada di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Ia menambahkan di Indonesia kanker menjadi masalah kesehatan yang perlu diwaspadai, sebab setiap tahunnya diperkirakan terdapat 100 kasus baru per-100.000 penduduk. "Hal ini berarti dari 240 juta penduduk Indonesia ada sekitar 240 ribu pengidap kanker baru setiap tahunnya," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan masalah kanker itu menjadi masalah seluruh masyarakat Indonesia sehingga semua pihak harus bekerja sama membasmi kanker. Hal sederhana yang dilakukan menurutnya adalah terus melakukan pemeriksaan kesehatan secara intensif di rumah sakit khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga.
0 Komentar "Siapa Bilang Penderita Kanker Akan Turun jika Obat-Obatan Canggih Diciptakan"
Posting Komentar