SELAMA anak-anak masih dalam masa pertumbuhan, perhatian khusus perlu diberikan oleh orangtuanya. Bukan hanya dari nutrisi semata, melainkan kondisi fisik anak tersebut. Seperti yang diketahui, tinggi anak akan masih terus bertambah hingga usia matur. Dalam pertumbuhannya, tak jarang menemukan masalah. Salah satunya adalah skoliosis.
Skoliosis adalah gangguan pada tulang belakang yang menyebabkan kebengkokan. Umumnya kondisi ini tidak disadari secara kasat mata. Ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, dokter spesialis bedah ortopedi dan konsultan tulang belakang dari Rumah Sakit Pondok Indah, dr Didik Librianto, Sp. OT (K) Spine mengatakan,
“Cara mendeteksi skoliosis sebenarnya mudah. Minta anak untuk bungkuk kemudian raba di sekitar tulang belakangnya, apakah simetris atau tidak. Kalau tidak ya berarti skoliosis. Selain itu, sekarang banyak aplikasi yang dapat membantu mendeteksi.”
Kondisi lain yang patut dicurigai sebagai skoliosis adalah posisi pundak tinggi sebelah, tulang belikat tidak sejajar, dan leher miring sebelah. Dalam kondisi normal, sudut kemiringan tulang belakang hanya 5°-10°. Kebanyakan kasus skoliosis terjadi pada anak dengan sudut kemiringan 10°-20°.
Besaran ini masih tergolong kecil dan dapat diatasi dengan cara observasi. Sedangkan ada pula kasus yang sudut kemiringannya adalah 20°-40°. Ini adalah besaran sudut yang cukup besar dan memerlukan penanganan orthosis atau penggunaan brace guna mengurangi kemiringan.
“Tapi ada juga kasus yang besaran sudut kemiringannya di atas 40°. Ini sudah dikatakan sebagai sudut besar dan kasus berat. Penanganan yang perlu dilakukan adalah operasi untuk pemasangan implan di tulang dan koreksi. Meskipun jarang terjadi, tapi tetap harus diwaspadai,” tambah dr Didik dalam acara small media discussion yang diselenggarakan Rabu (25/10/2017).
Pengobatan yang diberikan pada pasien skoliosis tujuannya bukan mengembalikan posisi tulang kembali seperti semula karena tidak mungkin. Tujuannya adalah mengurangi kemiringan agar tidak menganggu fungsi tubuh yang lain dan menjaga agar tubuh tidak bertambah bengkok. Pasien skoliosis mungkin akan sering merasa nyeri. Selain itu, skoliosis dengan kemiringan ekstrim dapat mengganggu kerja paru-paru dan jantung karena adanya penyempitan ruang. Kondisi ini bisa menyebabkan sesak napas dan nyeri di dada.
Usahakan pengobatan skoliosis dilakukan sebelum tulang berhenti tumbuh yaitu pada usia 17 atau 18 tahun. Sebab jika dilakukan lebih dari itu tidak akan menghasilkan efek apa-apa.
“Namun jangan merasa terlalu takut. Bila sudutnya masih kecil, kemiringan sudut tidak akan bertambah di atas usia 18 tahun karena tulang sudah matur. Masalah yang sering muncul biasanya hanya rasa nyeri, terutama saat bangun tidur. Cara mengatasinya adalah dengan berolahraga. Olahraga stretching seperti yoga, pilates, dan berenang bisa membantu mengurangi rasa nyeri,” tutup dr Didik.
0 Komentar Begini Cara Mendeteksi Dini Skoliosis, Gangguan Tulang Belakang pada Anak
Posting Komentar